Minggu, 23 Juni 2013

review psikologi humanistik


1. Dasar-dasar Psikologi Humanistik

Ide besar psikologi humanistik datang dari Maslow dan Rogers pada tahun 1950-an yang memandang bahwa pendekatan behavioristik-yang pada saat itu sedang digandrungi- sebagai sesuatu yang berlebihan. Mereka juga tidak setuju dengan konsep yang memandang manusia sebagai robot dan animalistic. Mereka memandang manusia sebagai individu yang positif yang memiliki keunikan serta potensi yang tidak terbatas. Psikologi humanistik berfokus pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional untuk dalam mengendalikan hasrat biologisnya, serta dalam meraih potensi maksimal mereka. Dalam pandangan humanistik, manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.
Rogers memberikan gambaran mengenai psikologi humanistik:
1. Manusia hidup dalam pengalaman yang bersifat pribadi, dimana dia-atau aku- menjadi pusatnya.
2. Manusia bereaksi pada situasi sesuai dengan persepsi dirinya dan dunianya.
3. Ancaman terhadap dirinya akan diikuti oleh pertahanan diri, bisa berupa penyesuaian, mekanisme pertahanan ego, maupun rasionalisasi.
4. Manusia cenderung bergerak menuju keutuhan diri, berperilaku rasional dan konstruktif sebagai jalan untuk mengaktualisasikan dirinya.

Maslow menggambarkan beberapa karakteristik yang ada pada manusia yang mengaktualisasikan dirinya:
a) Kesadaran dan penerimaan terhadap diri sendiri
b) Keterbukaan dan spontanitas
c) Kemampuan untuk menikmati pekerjaan dan memandang bahwa pekerjaan merupakan sesuatu misi yang harus dipenuhi
d) Kemampuan untuk mengembangkan persahabatan yang erat tanpa bergantung terlalu banyak pada orang lain
e) Mempunyai selera humor yang bagus

2. Psikologi Fenomenologi Eksistensial
Fenomenologi eksistensial bisa disebut sebagai dasar dari psikologi humanistik. Mengapa?  Karena kajian dari Sorean Kierkigard menjelaskan eksistensi (keberadaan) seorang manusia. Tidak mungkin ada psikologi humanistik yang domain utamanya membahas mengenasi manusia jika manusia sendiri itu tidak ada. Sebenarnya istilah eksistensi berasal dari kata ex-sistere yang berari bergerak atau tumbuh keluar. Jadi bisa dikatakan bahwa eksistensi manusia seharusnya dipandang sebagai sesuatu yang dinamis atau bergerak, bukan sebagai pola yang statis.
Sebenarnya eksistensialisme berusaha memahami kondisi manusiayang kemudian dimanifestasikan dalam situasi-situasi yang konkret atau nyata. Kondisi manusia disini bukan hanya ciri-ciri fisiknya saja melainkan seluruh momen yang ada/hadir ke dalam manusia pada saat itu. Misalnya seseorang bisa merasakan perasaan senang, sedih, galau, dsb. Lebih lanjut, manusia tidak hanya dipandang sebagai manusia namun merupakan suatu kesatuan dengan lingkungannya.  Manusia tidak akan ada tanpa dunia yang menganggapnya ada, begitu pula sebaliknya dunia tidak akan ada tanpa individu yang memberinya makna. Karena itulah individu dan dunia adalah hal yang tidak terpisahkan, karenatidak mungkin kita memahami individu tanpa memahami tempatnya bereksistensi.
Kemudian, apa kaitannya dengan psikologi? Eksistensial menekankan pada individu yang bermakana dan yang menjalankan kehidupannya di dunia ini. Hal ini sejalan dengan ilmu psikologi yang domain utamanya adalah manusia. Eksistensialisme dalam psikologi menekankan bahwa setiap individu memiliki keunikan tersendiri dalam kehidupan batinnya, dalam mempersepsi dan mengevaluasi dunia, dan juga bereaksi terhadap dunia. Menekankan pada kesadaran, perasaan, dan juga pengalaman pribadi setiap individu yang berkaitan dengan keberadaan (atau eksistensi) nya dalam dunia ini.
Struktur Eksistensi
Dasein (Ada di Dunia)
Inti dari dasein adalah keseluruhan eksistensi manusia. Keterbukaannya dalam menerima dan memberikan respon terhadap apa yang ada dalam kehadirannya membuat manusia tidak memiliki eksistensi ketika terlepas dari dunianya, begitu pula sebaliknya. Dunia dimana manusia memiliki eksistensi memiliki 3 wilayah. Pertama, Umweit (dunia biologis, lingkungan) nerupakan kebutuhan-kebutuhan biologis, dorongan-dorongan, naluri-naluri yang akan terus ada di dunia tempat kita menyesuaikan diri. Kedua, Mitweit (dunia bersama) merupakan  hubungan antar manusia yang melibatkan interaksi sesama, seringkali menimbulkan perasaan-perasaan tertentu seperti benci atau cinta. Ketiga, Eigenwelt (dunia milik sendiri) merupakan kesadaran diri yang dimiliki manusia.
Ada Melampaui Manusia
Selain memandang manusia ada di dunia, ada pula pandangan bahwa manusia ingin memiliki duniam bahkan melampaui dunia. Melampaui dunia disini diartikan sebagai manusia mungkin saja memasuki dunia baru yang belum pernah disinggahinya. Dengan begitu manusia memiliki kebebasan yang bisa diaktualisasikan dengan menjalani kehidupan yang otentik dan tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh orang lain. Namun kembali lagi pada konsep kebebasan, manusia berhak menentukan sendiri jalan kehidupannya. Bisa dengan menjalani kehidupan sebagai manusia yang otentik atau menjalani kehidupan yang tidak otentik. Mana yang akan anda pilih? Tidak ada pilihan yang salah, karena hidup adalah pilihan.

            Pengertian Eksistensialisme
            Istilah existence berasal dari bahasa latin existo, yang terdiri dari dua suku kata, ex dan sister yang berarti muncul, menjadi, atau hadir. Karena itulah para eksistensialis memahami keberadaan manusia bukan semata-mata sebagai “ada” yang statis dan selalu sama, melainkan sebagai penjadian, yang secara sinambung berubah dan berkembang. Manusia disebut ada   dalam dunia dan secara tak terhindarkan terikat pada dunia.
            Psikologi eksistensial menentang pendekatan psikologi yang memandang manusia sebagai objek yang dapat dimanipulasi seperti memperlakukan manusia dalam laboratorium.     Menurut para ahli psikologi eksistensial, apabila manusia dipandang sebagai sesuatu yang bisa           diatur, dikendalikan, dibentuk, dan dieksploitasi, maka manusia akan terhambat dalam           mencapai kehidupan yang sungguh-sungguh dan manusiawi.

            Prinsip-prinsip Psikologi Eksistensial
1.      Manusia bukan merupakan objek yang pasif, melainkan manusia adalah subjek yang dinamis. Oleh karena itu konsep motivasi menjadi suatu konsep mengenai sumber dan proses kemunculan tingkah laku yang dimengerti melalui sebab-akibat, dengan melihat partisipasi aktif manusia sebagai penyebab kemunculan tingkah laku itu.
2.      Pengalaman atau tingkah laku manusia adalah hasil dari manusia itu sendiri sebagai suatu totalitas yang berkehendak, bukan semata-mata sebagai hasil dari stimulus eksternal dan internal.
3.      Dalam mempelajari manusia harus terbebas dari praduga ilmiah yang biasa ditimbulkan oleh teori, dan harus mengamati apa yang bisa diamati, serta menjabarkan fenomena yang diselidiki dalam penampilan yang utuh dalam suasana yang asli.

Psikologi eksistensial menentang pendekatan psikologi yang memandang manusia sebagai objek yang dapat dimanipulasi seperti memperlakukan manusia dalam laboratorium. Eksistensialisme menyatakan bahwa setiap individu memiliki kebebasan untuk menentukan arah hidupnya dengan pilihan-pilhan yang beragam dan saling berkesinambungan. Namun kebebasan tersebut juga diikuti dengan tanggung jawab atas hasil keputusan individu tersebut sehingga kebebasan merupakan sumber penderitaan dan kecemasan.

3. Psikologi Positif

            Happiness
                  Richard Carlson dalam bukunya You Can Be Happy No Matter What, Happiness merupakan perasaan alami dari fungsi kondisi bawaan sehat psikologi. Ia merupakan emosi      yang positif yang secara subyektif didapat di setiap orang. Seligman (2002) menambahkan, kebahagiaan yang sesungguhnya berasal dari identifikasi dan pengolahan kekuatan atau                 kelebihan yang paling mendasar yang dimiliki tiap orang dan menggunakannya setiap hari   dalam bekerja, bermain, mengasuh anak, dan untuk mencintai. Maka dapat disimpulkan, bahwa    kebahagiaan adalah suatu kondisi psikologis yang sehat yang memuat baik emosi positif             maupun aktivitas positif yang tidak memenuhi komponen emosi apa pun dan secara subyektif       didapat di setiap orang.
            Beberapa Tipe Happiness
1.                   Positive Emotions
2.                   harapan
3.                   memaafkan
4.                   harga diri

Optimisime
      Menurut Snyder, orang-orang yang optimis adalah orang-orang yang mengharapkan hal baik terjadi pada mereka. Saat seseorang menghadapi perbedaan atau kesulitan, mereka mengalami bermacam-macam emosi, dari yang berupa antusiasme hingga keinginan untuk marah, panik, dan depresi. Keseimbangan antara perasaan-perasaan ini nampak berhubungan dengan tingkat optimisme atau pesimisme seseorang.

            Mindfulness
        Mindfulness, atau kesadaran penuh, adalah fokus penuh pada kejadian saat ini.      Komponen utama mindfulness adalah fokus dan terbuka. Individu yang memiliki kesadaran   penuh akan menyadari bahwa setiap hasil adalah potensi positif maupun negatif yang   berkelanjutan, dan pilihan-pilihan yang kita buat adalah berdasarkan pengalaman afektif kita.


            Flow
        Nakamura dan Csikszentmihalyi dalam bahasannya mengenai Flow dalam buku Positive   Psychology tahun 2002, mengemukakan penelitian dan teori tentang Flow. Bagaimana             mempelajari fenomena ini bekerja sebagai motivasi intrinsik atau autotelic, aktivitas: aktivitas yang menghasilkan reward baik aktivitas itu sendiri yang merupakan goal  atau hasil yang         didapat dari     aktivitas itu (auto= self, telos= goal).
            Yang menghadirkan keadaan flow ialah:
·         adanya tantangan, kewajiban untuk memunculkan tindakan
·         tujuan yang ditetapkan secara jelas dan adanya feedback (timbal balik) tentang progres yang telah dicapai

             Saat dalam kondisi flow, individu beroperasi dalam kapasitas yang penuh (cf. de   Charms, 1968; Deci, 1975;White, 1959). Keadaan ini merupakan dynamic equilibrium atau           keseimbangan yang dinamis.

            Character Strength
Ada hubungan antara trait tertentu dan motif di satu sisi dan personal strength       atau     subjective well-being di sisi lain. Trait secara relative bertahan dan menjadi karakteristik         seseorang yang akhirnya mempengaruhi perilaku. Teori sifat berpendapat bahwa sejumlah     dimensi dapat digunakan untuk mengkarakterisasi aspek penting dari perilaku dan pengalaman.        Tersirat dalam teori tersebut adalah gagasan bahwa status seseorang pada beberapa, atau semua, dari sifat-sifat ini dapat berhubungan dengan personal strength tertentu.

            Hope
Berawal dari pandangan tentang Harapan, yaitu “persepsi bahwa setiap orang dapat meraih tujuan yang diinginkan”; hal ini terjadi apabila setiap individu mensugesti bahwa   keseluruhan proses ini dipengaruhi dua komponen atas tujuan yang diarahkan thought-pathways           atau kami artikan sebagai pemikiran dari jalan kecil menuju goal tersebut dan agency (C. R.            Snyder, Kevin L. Rand, & David R. Sigmon. 2002).

Resilience (ketahanan)
Beberapa peneliti dikejutkan oleh pengamatan bahwa ada anak-anak konon berisiko tinggi untuk masalah yang berkembang cukup baik. Selanjutnya, para psikiater dan psikolog mulai menulis dan berbicara tentang signifikansi anak-anak tersebut (Anthony, 1974; Garmezy, 1971, 1974, Murphy, 1974; Murphy & Moriarty, 1976; Rutter, 1979; Werner & Smith, 1982). Pada awal publikasinya pada pers, anak- anak yang sukses melewati masa sulitnya tersebut disebut sebaga “invulnerable”, “stress resistant” atau “resilient”. Dan pada akhirnya resilient menjadi istilah yang paling cocok untuk menggambarkan individu tersebut. Dalam penelitian pada anak-anak selama tiga dekade terakhir tersebut dapat disimpulkan, resilience umumnya mengacu pada fenomena yang ditandai dengan pola adaptasi positif dalam konteks kesulitan yang signifikan.

4. Psikologi Transpersonal

            Dalam identifikasi transpersonal, kita mungkin, dalam meditasi, menjadi master
memungkinkan semua pikiran, perasaan, dan sensasi melewati kesadaran tanpa menjadi     terjebak di dalamnya- kita disidentified dari ini aliran pengalaman batin. Namun, meski dapat di       disidentify, kita tetap dikendalikan oleh struktur sadar dalam diri kita


OCTAVIA IKARANI PUTRI        110911113
LORINDA  ADELINA SEVA        110911125
DEBY TRI SISWITA                      110911227
ALIFIA PUSPA OCRIYANA         111011121

Tidak ada komentar:

Posting Komentar